[Jalan-Jalan] : Pengalaman Menggunakan MRT Jakarta
Alhamdulillah apa kabar semuanya? semoga semua anak-anak Indonesia diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menjadi generasi bangsa yang sehat dan sukses, aamiin.
Bahagia rasanya menemani anak-anak mengikuti perkembangan moda transportasi yang canggih. Beda dengan jaman saya dulu, di mana moda transportasi yang sering saya gunakan adalah angkutan umum dan bus kecil yang sering disebut bis kancil.
Berfoto di depan pagar jalur MRT |
Hari Minggu kemarin saya membuat agenda #jalanyuknak untuk mencoba menggunakan MRT. Moda transportasi yang diresmikan oleh Presiden kita pada Hari Minggu, 24 Maret 2019. Berawal dari obrolan teman-teman blogger di sebuah WAG dan rencana suami yang ingin mengenalkan MRT kepada anak-anak.
Faiz sangat senang sekali setelah diberitahu akan naik MRT. Faiz memang yang paling sering menemani abinya menonton proses dan progres pembangunan MRT. Faiz juga mulai senang melihat video MRT dari negara-negara maju yang telah terlebih dahulu memiliki moda transportasi cepat.
Fira yang masih balita baru paham istilah kereta bawah tanah seperti yang dilihat di film kartun kesayangannya. Awalnya agak merengek karena kebetulan ada sepupunya yang sedang datang di rumah nenek. Namun, perlahan-lahan diberi pengertian, akhirnya Fira mau ikut mencoba trasnportasi masal yang lebih cepat dibandingkan transportasi sebelumnya.
Pilihan Stasiun MRT
Saya dan suami mulai mendiskusikan stasiun mrt mana yang dipilih sebagai stasiun keberangkatan. Berikut ini saya tulisakan stasiun-stasiun mrt yang dapat dipilih sesuai dengan lokasi terdekat dengan moms,
- Stasiun Lebak Bulus
- Stasiun Fatmawati
- Stasiun Cipete Raya
- Stasiun Haji Nawi
- Stasiun Blok A
- Stasiun Blok M
- Stasiun Sisingamangaraja
- Stasiun Senayan
- Stasiun Istora
- Stasiun Bendungan Hilir
- Stasiun Setiabudi
- Stasiun Dukuh Atas
- Stasiun Bundaran Hotel Indonesia
Setelah cukup lama berpikir dan berdiskusi, pilihan stasiun mrt untuk keberangkatan adalah staisun MRT Dukuh Atas. Alasannya karena stasiun Dukuh Atas lebih mudah dijangkay oleh saya dan keluarga dari arah Tangerang.
Pilihan Transportasi Menuju Stasiun MRT dari Tangerang
Ada pilihan moda transportasi yang digunakan untuk menuju stasiun MRT Dukuh Atas. Pilihan pertama menggunakan KRL dari arah Tangerang menuju Sudirman. Pilihan pertama harus transit di stasiun Duri terlebih dahulu dan kemungkinan mendapat tempat duduk kecil.
Pilihan kedua adalah menggunakan kereta bandara dari stasiun Batu Ceper. Tidak ada transit apabila menggunakan kereta bandara dan 100 persen bisa mendapatkan tempat duduk. Meskipun harganya lumayan mahal, pilihan saya dan suami adalah pilihan kedua.
Berada di Kereta Bandara |
Satu lagi pilihan transportasi yang dapat digunakan yaitu kendaraan pribadi ataupun bisa memesan taksi online. Dua dari pilihan tersebut tidak saya pilih, alasannya penghematan waktu. Berangkat dari
Taksi online dipilih sebagai kendaraan menuju stasiun Batu Ceper, tempat di mana kereta bandara, transit dari Stasiun Bandara Soeta. Saya hanya mengeluarkan uang 19.000 untuk membayar taksi online dan tidak perlu mengeluarkan bensin dan parkir kendaraan di stasiun kereta bandara yang harganya cukup mahal.
Ini adalah kali kedua, anak-anak naik kereta bandara. Namun mereka masih mengeluarkan aura senang dan masih lelarian di peron sebelum naik ke dalam kereta. Kereta Bandara berangkat dari stasiun Batu Ceper puul 15.33 dan sampai di stasiun Sudirman Baru pukul 16.06. Saya dan suami memperhatikan waktu kedatangan kereta bandara di stasiun Sudirman Baru yang tepat sesuai jadwal.
Jalan Masuk Stasiun MRT Dukuh Atas dari Stasiun Sudirman Baru
Untuk menuju stasiun MRT dari stasiun kereta bandara sudirman baru, hanya tinggal melangkah saja. Moms hanya perlu keluar dari stasiun sudirman baru dan melipir ke arah kiri. Untuk informasi, apabila Moms berjalan terus ke arah kanan, akan menemui stasiun KRL Sudirman.
Kurang lebih berjalan sekitar 5 menit, Moms akan bertemu jalan raya. Berbelok ke arah kiri, jalan masuk ke bawah menuju stasiun MRT Dukuh Atas sudah terlihat. Ada satu petugas yang menunggu di sana. Semoga sich bukan hanya pada saat awal-awal ada petugas.
Tangga Masuk Stasiun MRT Dukuh Atas |
Jalan masuk stasiun MRT di Stasiun Dukuh Atas adalah tangga ke bawah yang sangat curam. Hati-hati apabila membawa anak-anak, apalagi anak balita yang ingin berjalan sendiri. Lantainya cenderung agak licin meski sudah dibuat gerat-gerat. Perjalanan menuruni anak tangga lumayan membuat saya dan keluarga ngos-ngosan, kecuali Faiz.
Setelah menyelesaikan anak tangga terkahir, barulah berbelok ke arah kanan. Tralaaa, stasiun MRT begitu luas dan megah. Masya Allah, berada di bawah tanah yang luar biasa diubah menjadi stasiun yang sangat luas. Saya terpananya karena luas dan semua itu tentu adalah kerja keras dari para pekerja dan pemikiran anak bangsa yang sangat cerdas. Semoga Faiz dan Fira menjadi generasi penerus bangsa yang mampu membangun negaranya menjadi negara kelas dunia, aamiin.
Faiz dan Fira kembali berlarian menikmati luasnya stasiun MRT lantai bawah. Di lantai pertama ini digunakan untuk pembelian tiket, musholla, kamar mandi, ruang P3K dan kemungkinan di stasiun Dukuh Atas ini akan ada tenant makanan atau minimarket.
Setelah menunjukan barcode kepada petugas, saya dan anka-anak diminta langsungt. Subhanalloh, ent turun. Entahlah saya yang tidak melihat adanya eskalator atau memang kalau turun, diberikan pilihan hanya menggunakan tangga, saya kurang tahu.
Stasiun MRT Dukuh Atas |
Faiz menjadi yang pertama turun karena sudah bisa mandiri. Namun tetap saja saya dan suami berteriak memanggil supaya Faiz tetap stay di bawah anak tangga. Saya menggandeng Fira yang agak kesulitan apabila turun tanpa bantuan. Awalnya saya disarankan untuk menggendong Fira, duh malah nanti berbahaya kalau digendong.
Sampai juga di lantai paling bawah yang digunakan sebagai jalur MRT. Masya Allah luar biasa hasil kerja yang membuat bangga menjadi warna negara Indonesia. Membayangkan proses pembangunannya sampai menjadi sebuah perubahan yang sangat mengagumkan. Kereta bawah tanah, kereta layang atau apalah, saatnya saya dan anak-anak mencobanya.
Di depan pagar pembatas jalur MRT |
Rencana awal hanya naik ke arah stasiun MRT Senayan, saat kereta datang rencana berubah. Suami mengajak mencoba naik MRT langsung ke arah stasiun Lebak Bulus. Waaw, bisa dibayangkan betapa jauhnya jarak antara Dukuh Atas menuju Lebak Bulus.
Mengajarkan Anak-Anak Tentang Etika di Tempat Umum
Sembari menunggu MRT datang, saya dan anak-anak melihat-lihat peron. Saya dan suami selalu mengingatkan kepada anak-anak untuk tidak terlalu dekat dekat jalur MRT meski sudah diberi batas pagar kaca. Apalagi petugas berkali-kali meminta kepada para calon penumpang untuk menaati peraturan dan tidak bersandar di pagar kaca.
Anak-anak juga saya ajarkan untuk memahami peraturan yang disampaikan petugas dan beberapa hal yang harus diingat.
- Tidak membuang sampah sembarangan. Suami saya mengajarkan kepada anak-anak saat berada di stasiun dan belum menemukan tempat sampah. Masukkan sampah ke dalam tas, kebetulan Fira membawa tas. Apabila tidak membawa tas, tetap pegang botol air meniral atau masukkan sampah kecil ke dalam saku. Setelah menemukan tempat sampah, baru dech buang tuh sampah.
- Tidak Berlari-larian di peron stasiun. Hal ini sangat tidak etis dan sangat membahayakan. Memang, anak-anak nalurinya ingin selalu bercanda dan lari-larian di manapun berada. Namun perlu diingat, berada di fasilitas umum, sudah sewajarnya menjaga ketenangan dan tidak membuat orang lain terganggu. Duh, yang ini PR dan pekerjaan yang lumayan tidak mudah. Jadi, keinginan mengambil beberapa foto saya urungkan karena harus tetap mengawasi Faiz dan Fira.
- Budayakan mengantri. Mengajari anak untuk mematuhi budaya mengantri, bisa di mana saja. Apalagi di tempat umum seperti saat akan naik moda trasnportasi MRT. Budaya mengantri harus benar-benar dipatuhi karena ini merupakan alat transportasi super cepat.
Ada beberapa tanda di depan pembatas di jalur MRT. Ada garis berwarna kuning dan hijau. Tanda bergaris warna hijau ini berada tepat di depan pintu ke arah pintu MRT. Sedangkan tanda bergaris kuning berada di sebelahnya.
Tanda Bergaris Warna Kuning dan HIjau di Peron MRT
Maksud dari tanda bergaris hijau dan kuning saya peroleh dari arahan petugas. Para calon penumpang mengantri dengan berdiri di atas tanda bergaris warna kuning. Jadi caranya beberapa calon penumpang berdiri dan mengantri di belakangnya. Para calon penumpang tidak boleh berdiri di tanda bergaris hijau.
Tanda bergaris warna kuning dan hijau |
Hal ini mengajarkan untuk mempersilahkan terlebih dulu penumpang yang turun dan akan melewati tanda garis berwarna hijau. Tujuannya tentu untuk membudidayakan sifat mengantri. Mempersilahkan penumpang turun terlebih dahulu melewati tanda bergaris hijau. Baru kemudian calon penumpang yang awalnya berdiri di tanda bergaris kuning naik dan masuk MRT.
Jarak Tempuh MRT dari Dukuh Atas ke Lebak Bulus Hanya 12 Menit!
Alhamdulillah akhirnya bisa menjadi warna negara yang merasakan MRT Jakarta pada sore itu. Pukul 17.21 saya dan anak-anak naik MRT dari stasiun Dukuh Atas menuju stasiun Lebak Bulus. MRT dipadati para warna Jakarta yang sangat antusias ingin mencoba naik moda transportasi cepat yang besok paginya sudah diterapkan tarif komersil.
Meskipun tidak mendapat tempat duduk, tidak perlu khawatir berdiri terlalu lama. Setiap beberapa menit sekali MRT berhenti di stasiun dan langsung berangkat dalam hitungan detik. Jadi, memang MRT dikhususkan untuk para warga yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak ingin menghadapi kemacetan di Ibu Kota.
Berada di dalam MRT |
Sepanjang perjalanan menggunakan MRT, anak-anak tidak menunjukan tanda-tanda rewel dan gelisah. Kebetulan Fira diberikan tempat duduk oleh salah satu penumpang. Saya menjaga di depannya, supaya Fira merasa nyaman. Faiz menjadi anak yang paling riweuh, karena menganggap pegangan tangan di dalam MRT menjadi alat olah raga.
Alhamdulillah anak-anak tidak ada yang ribut meskipun berdempet-dempetan dengan penumpang lainnya. Mengajarkan tidak boleh makan dan minum di dalam MRT. Apalagi waktu tempuhnya lumayan cepat antar satu stasiun ke stasiun MRT yang lainnya. Bisalah ya, mengajarkan anak untuk sedikit sabar dan bersikap manis di dalam transportasi umum.
Sampailah di stasiun MRT Lebak Bulus pukul 17.43. Nah, cepat sekali kan, teman Faiz dan Fira. Tidak ada rengekan dari anak-anak adalah prestasi untuk saya dan suami. Soalnya kalau naik bus kota mereka pasti selalu bertanya, kapan sampai. Duh kok macetnya dan ada banyak hal lain yang membuat mereka merasa gelisah.
Pintu keluar stasiun MRT Lebak Bulus |
Kali ini saya ingin mengajak para bunda, para mom, para ibu yang ingin mengajak anak-anaknya mencoba naik MRT. Yuk ajarkan anak-anak tentang perkembangan alat transportasi di negara kita yang sudah semakin baik.
Ajarkan juga anak-anak peraturan-peraturan yang ditetapkan di semua moda transportasi. Anak-anak pasti dapat memahami dan mematuhi asal kita sebagai orang tua juga mematuhi peraturan tersebut. Etika-etika di dalam MRT khususnya juga harus disampaikan kepada anak-anak ya. Bagaimanapun anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi dewasa dan menjadi peribadi yang sangat diharapkan mampu menjadi generasi pembangun dan menjaga fasilitas umum.
Rangkaian MRT |
Itulah pengalaman saya mengajak anak-anak mencoba MRT dari stasiun Dukuh Atas menuju Lebak Bulus dan kemudian pulang lagi dari Lebak Bulus menuju Dukuh Atas. Untuk para orang tua yang ingin mengajak anak-anaknya mencoba MRT, di bulan April ini tarif yang diberikan kabarnya hanya 50% saja loh. Dari harga 14.000 pada tarif dari stasiun Bundaran HI menuju Lebak Bulus atau 3.000 per stasiun menjadi separuhnya saja.
Yuk buruan ajak anak-anak untuk mencoba MRT dan belajar banyak hal mengenai Mass Rapit Trasnportation.
mirip sama stasiun MRT di Singapura dan Malaysia ya ternyata.
ReplyDeleteinsyaAllah bulan ini aku juga mau nyobain MRT ah ... :D
Aku kebetulan lagi di jakarta nih, belom ada kesempatan pake MRT nanti sebelum pulang ke kalimantan wajib banget nyobai
ReplyDeleteFaiz tu gayanya udah eksentrik ya, aku mah belum berani ngajak anak-anak naik transportasi umum. Soalnya di sini adanya cuma angkot. Itupun seringnya ngetem luaaamaaa di tempat biasa mereka nongkrong.
ReplyDeleteWahhh udah naik sekeluarga ya Mak, aq kemaren tgl 30 udah pesen tiketnya. Tp gak jd naik, krn ruameeeenyaaaa mantaaapp kiranaaa Mak Huhu
ReplyDeleteSeruuu! Kapan ya bisa nyobain MRT jugaaa
ReplyDeleteJadi kalau antri tuh bukan di depan pintunya, tapi samping ya. Oke2 catat. Pengetahuan dan tata cara pemakaian transportasi umum memang harus dimulai sejak dini
wahh dari poto-potonya MRT nya bagus yah... nyaman lagi
ReplyDeletesalam dari Medan ya..
Beberapa hari lalu aku juga kepo banget tentang MRT.
ReplyDeleteLangsung aku browsing deh dan nonton beberapa channel di YouTube.
Rata-rata semua bersyukur dan puas dengan MRT.
Semoga bisa juga icip-icip MRT, euy.
Kalau yang di Jakarta, saya belum pernah cobain naik MRT. Tunggu berbayar dulu, deh. Waktu masa uji coba rame banget
ReplyDeleteWah mba astin udah cobain MRT ya, aku belum mba huhuu, padahal pengin banget. MRT membawa budaya baru, peradaban baru, semoga cepat atau lambat masyarakat bisa menyesuaikan
ReplyDeleteDuh, mbak, kalau saya tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya pasti juga nggak bakal banyak mikir untuk nyobain MRT ini. Jadi pengen nyoba juga deh, tapi sayang ya jangankan MRT naik kereta api aja saya belum pernah. Tapi semoga nanti kesampaian deh.
ReplyDeleteYeay.. Alhamdulillah yaaa sudah naik MRT Jakarta.. memang anak anak harus di perkenalkan dengan alat alat transportasi sejak dini.. bagaimana memperlakukan angkutan umum dan lain lain
ReplyDeleteAku akhirnya nyobain juga naik MRT dari Lebak Bulus ke Senayan, Mba. Beberapa ada peraturan yang saya lupa, seperti berdiri di sebelah kiri pas naik eskalator, dan sebelah kanan kalo mau naik sambil jalan. Padahal udah tau, tapi karena belum terbiasa ya *duh malu deh
ReplyDeleteEmang benar adab dan etika itu harus diajarkan sedini mungkin. aku juga merasakan MRT pada awal peluncurannya. tidak banyak orang dan masih teratur.
ReplyDeletetapi pas sudah banyak yang menggunakan moda transportasi ini di beberapa hari kemudian banyak perilaku yg tidak sesuai. semoga orang Indonesia bisa menerima keberadaan MRT layaknya negara lain yg sudah dulu memilikinya.
Aih keselnya kalau ini terjadi . Suka nyelak alias serobot tidak membiasakan budaya antri. Makanya perlu di ajarin sedari kecil. Biar kelak terus jadi kebiasaan baik transportasi umum seperti MRT
ReplyDeleteWah, Mbak Astin udah nyobain MRT ya. Aku belum. Mudahan bulan ini bisa nyobain ah. Katanya jauh lebih cepat ya? Sekilas lihat foto-fotonya seperti MRT di Singapura. Keren ih. Jadi makin pengen coba segera nih. Semoga masyarakat Jakarta khususnya bisa jaga fasilitas publik ini baik-baik ya, minimal dengan ikut menjaga kebersihan dan ketertibannya. Sayangkan, udah bagus begini, kalau tak dijaga bersama ya bisa jadi jelek kualitasnya
ReplyDeleteKeren yaaaaa Indonesia punya MRT juga akhirnya! Aku belum sempet nih nyobain MRT sama anak2. Penginnya pas hari libur, tapi kok rame banget yaaa...
ReplyDeleteKita harus ajarkan anak-anak disiplin dan etika di public places sejak awal memang. Tanamkan budaya malu untuk langgar peraturan seperti buang sampah sembarangan, tidak antri, atau jorol dan berisik. Semoga kita bisa merawat MRT dengan baik
ReplyDeleteaku belum coba MRT, sekarang udah bayar ya? lihat foto saat trial kok ruameee gitu, jadi rada males.
ReplyDeleteBener yaa berasa MRT Singapura, bersih dan luas.
Umminya Faiz dan Fira nih oke banget yaaa..mengajarkan tentang cara naik MRT dan berbagai etikanya kepada anak2. Emang perlu nih dari kecil dibilangin untuk tertib dan paham aturan, biar enggak jadi orang norak :)) Asyik ya jalan2 naik MRT bareng abi dan ummi nih.
ReplyDeleteJadi pengen pindah ke tempatmu mba hahaahaah
ReplyDeletepengen naik MRT, seru ya pastinya
Tapi anak tetep harus diajarin naik MRT dan etika menggunakannya dengan benar. Setuju
Asik banget siik...halan-halan pakai MRT.
ReplyDeleteAku juga mau coba aah...kalo pas main ke Jekarda.
Keren banget Ibukotakuuu...
Huaaaa aku mau banget ini mba naik MRT. Kapan yaa bisa ke Jakarta teeus cobain ini biar berasa kaya orang2 luar negeri
ReplyDeleteMengajak anak berbudaya melalui MRT bener banget ni mba. Menjaga fasilitas umum seperti MRT harusnya menjadi pelajaran di sekolah dimana anak2nya diajak ke TKP semacam trip gitu utk lebih dekat belajar menjaga fasilitas umum ya.
ReplyDeleteWah..keren yah! Turut bangga sebagai anak Bangsa ini. Semoga masy bisa menjaga dan turut merawat aset negara ini ya...
ReplyDeletePengen balik Jakarta lagii biar bisa nyobain MRT.
ReplyDeletepengen juga nyobain mrt jakarta nih. sejak launching banyak banget kehebohanmya yang bikin penasaran hehe
ReplyDeleteBelum pernah nyobain nih transportasi Anyar Indonesia.rasanya beda sama commuter line gk mbk?ah sotoy banget aku tuh pengen naik juga dung
ReplyDeletesetuju sekali mba. anak2 ini perlu banget diajarin etika menaiki transportasi umum sedari dini. jgn sampe kelakuan mereka meniru bbrp penumpang yg seenaknya buang sampah, naik ke kursi dll :(. sedih dan marah liatnya.
ReplyDeletebbrp minggu lalu aku jg coba naik mrt ini. kalo si kaka krn dia prnh cobain bbrp mrt di LN, ga terlalu banyak nanya krn udh familier. tp si adek yg blm prnh traveling jauh :p, excited luar biasa. untung aja ga sampe mabok darat wkwkwkwk... tp kmrin aku ga mau jauh2. dr dukuh atas ke blok m aja :p.
Pengen deh ajak anak-anak juga naik MRT dan memperkenalkan berbagai moda transportasi dan peraturannyq, stasiunnya megah banget ya, semoga selalu terawat dan terjaga dengan baik
ReplyDeleteDuh aku nih masih belum nyobain MRT, karena belum ada rencana jalan ke daerah sana. Asik ya makin gampang transportasinya.
ReplyDeleteEnak ya Mba sudah ngerasain.
ReplyDeleteAku malah sepur termahal saja belum pernah
Kapan kapan aku coba ya