Hai hallo apa kabar? Late post sekali nih tulisan ummi kali ini.
Yup, ummi ingin menceritakan jalan-jalan Faiz dan Fira ke Candi Borobudur. Candi Borobudur ini terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah. Kota yang berdekatan dengan Semarang dan Yogyakarta ini, dulu sering banget dilewati, saat pulang kampung ke Cilacap.
Mampir di Kota Magelang ini memang sengaja, karena ingin melihat salah satu keajaiban dunia yang berasal dari Indonesia, yaitu Candi Borobudur. Candi Borobudur ini merupakan candi budha yang memiliki relief pada stupa yang paling lengkap dan paling banyak di dunia.
Cerita singkat yang ummi ketahui, Candi Borobudur ini awalnya adalah candi yang sudah terkubur. Adalah Sir Thomas Stamford Raffles, pada tahun 1814 menemukan dan melakukan upaya penyelamatan dan pemugaran, sehingga terkenal di dunia.
Setelah menyelesaikan urusan di Kota Yogyakarta, sore hari Abi langsung mengendarai mobil menuju Magelang. Sayangnya sudah terlalu sore masuk kota Magelang. Sunset di Candi Borobudur cancel dan langsung menuju Hotel Atria, untuk berisitirahat.
Berencana menikmati sunrise di Candi Borobudur, ternyata gagal karena bangun terlalu siang. Tapi, Alhamdulillah masih bisa menikmati udara pagi yang segar di Candi Borobudur. Pukul 7 pagi, Faiz dan Fira sudah berada di Candi Borobudur.
Area parkir belum begitu ramai. Udara juga tidak terlalu panas. Faiz bersemangat sekali untuk mengabadikan kawasan Candi Borobudur dengan kamera handphonenya. Fira, Alhamdulillah mau loh jalan kaki sendiri.
Untuk mencapai pelataran Candi Borobudur, harus naik tangga. Meskipun tangganya tidak terlalu banyak, tetap saja membuat olah raga pagi. Jadi, Fira digendong dong sama Abi. Ummi? menikmati pemandangan Candi Borobudur yang begitu indah, megah dan cantik di pagi hari.
Pengunjung tidak terlalu banyak di pagi hari, banyak sekali tempat yang bisa digunakan untuk menggambil gambar. Coba kalau datang siang atau sore hari, mungkin akan berdesak-desakan di Candi Borobudur.
Tangga untuk naik ke undakan sudah diberi pegangan, supaya membantu pengunjung untuk naik dan turun dengan aman dan mudah. Faiz tidak sabar untuk naik ke atas. Namun, Abi menyarankan untuk berada di bawah saja. Iya sich, ngeri juga naik dan turun sembari gendong Fira.
Faiz tetap berkeinginan naik ke atas, akhirnya ummi mengajukan batasan, naik 1 undakan saja, Berfoto melihat sekeliling dan turun. Faiz setuju dan ekspresinya senangnya bukan main. Memegang relief yang ummi mau menjelaskan saja tidak paham. Biarlah, hanya dapat meraba, melihat dan paham, bahwa Candi Borobudur ini adalah peninggalan zaman purba, dibuat bukan dengan alat dan semua ini adalah batu alami.
Giliran Faiz selesai menikmati batu-batu di Candi Borobudur, akhirnya si eneng cantik, Fira ummi ajak naik sembari digendong. Aaaakc, anaknya malah lelarian dan susah banget difoto. Fira tertarik dengan relief yang berada di dinding, Fira menyebutkan ini orang, ini orang ini orang, orang, orang lagi ngapain itu, Ummi? Hihihihi, next kita ke Candi Borobudur lagi ya, Nak.
Tidak lama berada di Candi Borobudur, jam 8 pagi Abi sudah mengajak turun. Panas sudah terasa karena mungkin, Candi Borobudur berada di ketinggian 265 m dari permukaan laut. Pengunjung Candi Borobudur di pagi itu juga banyak yang turun, banyak juga yang naik. Tapi tenang, pintu masuk/ naik dan pintu keluar/ turun dari Candi Borobudur terpisah. Jadi, tidak perlu khawatir berdesak-desakan.
Seingat ummi, tahun 1991 pertama kali ummi ke Candi Borobudur, naik dan turun sama. Entahlah ummi lupa karena enggak punya fotonya juga. Sayang ya, padahal tahun itu, ummi sedang imut-imutnya, hehehee.
Keluar dari Candi Borobudur, disambut dokar atau andong yang mengajak berkeliling desa wisata di sekitar Candi Borobudur. Faiz dan Fira senang sekali diajak naik andong. Dengan biaya 100.000, diajak berkeliling dan menikmati suasana pedesaan di sekitar Candi Borobudur. Aaah, rasanya senang sekali menikmati udara segar, pemandangan hijau, desa yang bersih dan penduduk yang ramah.
Jalan-jalan ke Candi Borobudur pagi itu, menyisakan banyak sekali cerita bahagia. Lepas dari kepenatan ibu kota yang menyumbang banyak sekali polusi. Berbanding terbalik dengan suasana desa wisata Candi Borobudur. Ummi belum bisa move on dan ingin kembali ke sana. Sayangnya homestay di sana agak mahal, tapi memang sich, suasana pedesaan yang jauh sekali dari kebisingan, tidak dapat dibeli di perkotaan seperti Tangerang.
Alhamdulillah, Setelah sekian lama penasaran mengajak Faiz dan Fira ke Candi Borobudur akhirnya terjawab sudah. Anak-anak senang dan betah di sana.
#ODOPOKT4
"Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post Blogger Muslimah Indonesia"
Seru ya jalan2nya Faiz dan Fira ^^
ReplyDeleteSeru ya jalan2nya Faiz dan Fira ^^
ReplyDeleteCeritanya seru, meski berkali-kali baca saya gak merasa bosan sama sekali. Ummi Kereeeeeen
ReplyDelete