Alhamdulillah sudah hampir dua minggu, Faiz bersekolah di sekolah pilihannya sendiri. Ada drama yang terjadi, ada hal-hal yang membuat gemas, ada hal yang membuat bangga, ada perubahan-perubahan yang tidak hanya ummi, abi bangga, tapi Ibu gurumu, juga merasakan kebahagian luar biasa melihat perubahan kamu, Iz.
Sebelum masuk untuk bersekolah dua minggu yang lalu, sekolah mengharapkan kehadiran orang tua murid di sekolah. Jadi, pulang dari acara balik lebaran, pagi harinya Abi, Ummi dan Fira menemani Faiz ke tempat yang ditentukan dalam undangan.
Aula sekolah yang terdapat di bawah Masjid sekolah. Moderatornya merupakan panitia PSB dan pembicaranya merupakan kepala pengurus di sekolah tersebut. Ada beberapa hal yang disampaikan pada acara pertemuan tersebut.
- Pembukaan oleh seorang Ustadz yang berisi tentang pengenalan sekolah, program sekolah, kegiatan sehari-hari saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, testimoni alumni serta tentang bangunan sekolah baru tanpa AC.
- Pengenalan wali kelas 1 yang ternyata ada 4 kelas 1. Wali kelasnya semua perempuan dan dua diantaranya masih muda-muda dan merupakan alumni dari Yayasan tersebut.
- Pembacaan nama-nama siswa yang masuk di kelas 1 A, 1B, 1C dan 1D
- Penjelasan baju seragam yang dipakai setiap harinya. Untuk anak perempuan semuanya memakai celana panjang, alasannya agar tidak ribet ketika naik angkutan umum dan naik sepeda.
Ruang Kelas di Sekolah Tanpa AC
Sekolah Faiz merupakan bangunan baru satu tahun. Awalnya menjadi satu pada bangunan utama yang sudah terluhat sangat tua. Bangunan baru ini, berada di seberang jalan bangunan lama, dan bangunannya sangat menarik perhatian Faiz, sewaktu pertama kali, menemukan sekolah ini.
Berebut minuman di depan aula sekolah |
Bangunan baru dengan warna hangat dengan arsitektur yang berbeda dengan yang lainnya. Memiliki tiga gerbang, gerbang pertama di depan jalan, gerbang kedua merupakan batas antar orang tua siswa dan gerbang ketiga berhubungan dengan ruang kelas anak-anak, ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang TU.
Sewaktu masuk untuk melakukan pendaftaran, ummi dan Faiz melihat-lihat ke dalam kelas dan menemukan ruangannya masih menggunakan kipas angin pada tengah plafon. Awalnya tidak begitu menjadi bahan pemikiran, sekolah dasar ummi jaman dulu, tanpa kipas angin, tanpa AC dengan jumlah siswa dua kali lipat jumlah siswa di sekoilah Faiz.
Pulang ke rumah, Abi malah mempertanyakan kepada kok tidak pakai AC? kan lebih aman kalau menggunakan AC, jendela tidak dibuka dan mengurangi nyamuk di pagi hari yang masuk dan mengganggu anak-anak yang sedang belajar.
Nah, dari situ barulah ummi memikirkan, iya yah? kenapa sekolah yang tentunya mampu untuk mengunakan AC, tapi memilih masih menggunakan kipas angin.
ternyata jawabannya disampaikan oleh Bapak Ustadz, pimpinan salah satu bagian di Yayasan tersebut. Alasanannya, tidak semua anak aygn bersekolah di sekolah tersebut cocok dan nyaman dengan AC.
So? Faiz apa kabar? tidak mempermasalahkan juga kok, ruang kelasnya tanpa AC. Sewaktu mengikuti kegiatan belajar Faiz di sekolah, jendela tidak semua dibuka dan kipas anginnya juga mampu untuk mengusir serangga nakal tersebut.
OOTD menghadiri undangan pertemuan sekolah Faiz |
Atau, ketika sedang musim panas, ummi akan memberikan lotion anti nyamuk sebelum Faiz berangkat sekolah. Meskipun, pakaian Faiz juga mengunakan kemeja lengan panjang, celana panjang dan kaos kaki setiap hari *bisa putihan anak ini...hehee.
Jadi, meskipun ruang kelas di sekolah tanpa AC, tidak masalah lah ya. Dengan beberapa tips supaya ketika sedang wabah nyamuk atau cuaca panas, tidak menjadi masalah, apalagi plafonnya tinggi, kok.
Mungkin di khawatirkan kalau pakai AC anak-anak yang tidak biasa dengan AC akan menggunakan jaket waktu belajar mba :D
ReplyDelete