Tuesday, 24 May 2016

Menanyakan Cita-cita Faiz

Hallo Faiz, apa kabar kamu di usiamu yag hampir 7 tahun nanti Inza Allah. Beberapa kali ummi mendengar, Faiz sudah kepingin sekali sekolah ya. Ummi juga sudah kepingin sekali nich, nganterin Faiz ke sekolah, meskipun keinginannya Faiz berangkat sekolah sendiri, naik sepeda. Keinginan kuat Faiz ini karena sering melihat teman-teman sekolah atau sering ditanya orang, "Sudah sekolah, belum?" begitu? jangan berkecil hati ya, Nak. Ada waktunya Faiz berada di bangku sekolah dasar. Berada di sekolah pilihanmu, di mana lulusnya juga sangat memuaskan sewaktu tes ujian masuk SD.

Ummi dan Abi tidak begitu memaksa Faiz untuk belajar, belajar dan belajar, bukan karena tidak sanggup mengajak. Ummi dan Abi melihat Faiz, anaknya tidak bisa dipaksa. Sekali dipaksa, mutung kasarung datang lalu mengobrak abrik seluruh kondisi yang sudah nyaman. Jadi, ummi dan Abi hanya bercerita, waktu kecil ummi dan Abi selalu belajar setelah sholat maghrib. Sebelum berangkat sekolah, ummi dan Abi juga menyempatkan sarapan karena sarapan itu penting sebagai energi dan suplay otak.



Belajarnya Faiz itu belajar sembari berjalan dan bergerak. Anak kinestetik yang penuh dengan perasaan empati terhadap orang lain. Faiz termasuk dalam kategori anak kinestetik aktif yang diminta diam sebentar, belum tentu bertahan lima menit, jangan lima menit hitungan detikpun sudah bosan. Jadi, ketika sedang berada di mobil, sedang bepergian, ummi dan Abi mencoba mengenalkan berbagai macam hal yang dasar. Pun ketika Faiz sedang bermain, lihat-lihat kondisi sich, kalau sedang mood, ummi masuk untuk bercerita dan menunjukan pembelajaran berbagai hal.



Meskipun nilai akademis ummi dan Abi terbilang bagus, tidak ada paksaan juga, Faiz harus memiliki peringkat yang bagus juga di sekolah. Ummi dan Abi hanya menyampaikan, "Malu enggak ya, kalau nilainya jelek di sekolah? malu enggak ya teman lainnya bisa, Faiz enggak bisa?" Setelah ngobrol seperti ini, biasanya Faiz lalu mengambil buku bacaan sendiri dan berubah menjadi anak yang pantas dijadikan role model.

Sama halnya ketika menanyakan cita-cita Faiz, ummi dan Abi bertanya dan Faiz menjawab. Tetap saja ummi dan Abi menceritakan beragam profesi yang menarik untuk dijadikan cita-cita Faiz. Menceritakan hal-hal dasar mengenai profesi tersebut, bekerjanya seperti apa, dapat uangnya sebanyak apa, tantangannya apa saja, lalu menunjukan profesi yang diceritakan tersebut kepada Faiz.

Sewaktu usia Faiz di bawah 6 tahun, ketika ditanya cita-citanya, jawabannya selalu berubah. Ada Masinis, ada Arsitek, ada Pilot, ada Polisi, ada Astronom dan ada supir truk (dibaca = orang yang punya trek). Beberapa bulan ini, ketika ummi dan Abi atau orang lain menanyakan cita-cita Faiz, jawabannya tidak berubah. Polisi.

Cita-cita Faiz menjadi Polisi tidak lepas dari cerita Polisi saat ini yang semakin bagus citranya. Polisi membantu pengemudi kendaraan bermotor di jalan raya agar tidak macet. Polisi menangkap penjahat, menangkap pencuri dan membawanya ke penjara. Bertemu Polisi? Faiz belum pernah dan tidak pernah takut, karena sejak kecil tidak pernah ditakut takuti profesi yang menakutkan. 

Memiliki cita-cita menjadi Polisi tentunya harus belajar dengan baik, patuh kepada orang tua dan taat dengan perintah-Nya. Tugas Faiz sekarang belajar, belajar dan belajar, menajdi Polisi bukan denan mudah didapat, harus banyak belajar tentang apapun. Ummi berharap saat Faiz sudah duduk di bangku sekolah dasar, Faiz akan paham dengan sendirinya, bahwa belajar itu adalah hal yang paling utama dilakukannya sekarang.

1 comment:

  1. Cita-cita nya bagus ingin menjadi polisi. mari kita dukung agar faiz dapat meraih cita-cita nya dan menjaadi polisi yang berwibawa dann bersikap adil pada sesama :)

    ReplyDelete

Haaai, Terima Kasih ya sudah mengunjungi Buku Harian Anak-Anak


Yuk jejakkan komentar, supaya saya juga dapat berkunjung balik. Terima kasih ^-^