Suatu hari umi mengajak Faiz pergi ke pasar untuk membeli sesuatu. Namun sayang karena toko yang umi ingin membeli sesuatu tersebut tutup. Jadi, umi bertanya ke toko sebelah, yaitu toko yang menjual mainan anak-anak dan perlengkapan bayi.
Awalnya umi juga tidak ingin membelikan apa-apa buat Faiz dan Fira. Alasannya, barang-barang di toko tersebut, jauh dari menarik. Entah mengapa, Faiz memilih mainan seprangkat alat mainan basket. Ada bola basket, ada keranjang basketnya dan ada juga pompa untuk membuat bola basketnya berisi udara.
Tapi umi kurang suka, selain faktor mainan tersebut tidak menarik. Harganya mahal tidak sebanding dengan kualitas dan mainannya kecil sekali. Faiz juga sudah pernah memiliki bola basket lengkap dengan keranjang untuk memasukkan bola basketnya.
Tidak Kaget Ketika Faiz Tantrum
Sebetulnya apa itu tantrum? dari penjelasan teman-teman yang pernah sharing anaknya tantrum. Tantrum adalah keadaan di mana anak tidak dapat menerima keputusan orang tuanya. Keputusan yang tidak memperbolehkan atau tidak sesuai dengan keinginannya. Contohnya, ketika sedang jalan-jalan dan anak tersebut minta dibelikan mainan.
Orang tua dengan berbagai pertimbangan, tidak dapat memenuhi keinginan dan permintaan anak tersebut. Anak tersebut menjadi marah, menangis dan kecewa. Ada beberapa anak, ketika sedang tantrum akan menggulingkan tubuhnya ke lantai, memukul orang tuanya atau berteriak dengan memaki-maki menggunakan kata-kata yang kurang pantas.
Alhamdulillah, Faiz hanya menangis, keluar air mata, suara tangisannya tidak begitu kencang dan hanya mengeluarkan suara "Mana..mana..mana" sembari menarik-narik tangan umi yang memeluk dompet. Umi mengatakan tidak ada uang untuk membeli mainan, jika ingin membeli mainan, harganya harus dibawah dua puluh ribu. Umi juga mengatakan, mainan Faiz sudah banyak pilihannya di rumah, umi tahu, Faiz tidak membutuhkan benar-benar mainan tersebut.
Tetap tenang kunci utama menhadapi anak yang sedang tantrum. Alhamdulillah umi mampu mengatasi Faiz yang tantrum dengan penuh kesabaran. Umi tarik badan Faiz meskipun menolak untuk dipeluk. Tapi umi selalu usahakan agar Faiz berada dalam pelukan. Cium dan bisikan kalimat yang positif dan ajak anak berpikir ringan, bahwa ada hal menarik selain permintaan yang ingin dia dapatkan.
Kurang lebih lima belas menit, Faiz dapat mengikuti ajakan umi untuk naik ke atas sepeda motor. Tentunya memang ada satu tawaran yang umi sampaikan. Umi mengajak Faiz untuk membeli minuman kesukaannya. Umi sedikit memberikan kebebasan untuk memilih akan naik di depan atau di belakang. Alhamdulillah sukses dan Faiz tidak berlama-lama tantrum.
Berikut beberapa hal yang dilakukan ketika Faiz tantrum di tempat umum, tentunya yang sukses kemarin saja ya.
- Tetap tenang.
- Usahakan tidak mengatakan "jangan.
- Tarik nafas dengan kuat-kuat dan hembuskan, ini untuk menghilangkan emosi ketika menghadapi anak tantrum.
- Usahakan untuk memeluk anak tersebut.
- Jangan mengeluarkan kata-kata selain katakan bahwa ada hal menarik selain permintaannya tersebut.
- Pikirkan bahwa dengan tidak membelikan mainan tersebut, bukan berarti kita tidak sayang kepada anak tersebut.
- Tersenyum dan tersenyum. Sepertinya umi sedang bahagia kemarin, jadi senyum selalu mengembang, meskipun Faiz tantrum di tempat umum.
Faiz, umi berterima kasih sekali ya untuk hari kemarin. Semoga setiap harinya umi dan Faiz selalu dapat bersikap lebih baik. Tidak ada lagi tantrum, tidak ada lagi umi yang menyerah menghadapai Faiz ketika sedang tantrum.
Bagiamana moms semua ketika menghadapi anak tantrum di tempat umum? pastinya ada tips menarik ya selain, yang disebutkan di atas? sharing yuk. [2016:03]
harus ekstra sabar
ReplyDeletebener,
Deletesaya pernah melihat di halte busway, si anak sudah sampai taraf berteriak dan melempar mamanya pake sepatu! saya kasihan juga sih liat mamanya... dan syerem liat tuh anak
ReplyDeletekalau sudah melempar benda, itu bahaya ya
Delete