Monday, 16 February 2015

Cinta Produk Dalam Negeri : Buah Lokal

Siapa yang tidak suka buah? ngacung? kalau mi sangat menyukai buah, apalagi buah lokal. Buah yang berasal dari negera sendiri, ditanam di tanah air dan dipanen oleh petani Indonesia yang merupakan keluarga sendiri.

Saat ini, banyak sekali pasar tradisional, pasar besar, pasar buah, pinggir jalan, supermarket yang menyediakan buah-buahan dengan aneka merek meskipun satu macam buah-buahan. Kadang mi merasa bingung, sepertinya buah ini sama, kenapa harus berbeda packing dan berbeda nama serta berbeda harganya ya?

Tidak Repot Memilih Buah Lokal

Mau makan buah, saja kok repot memilihnya, itu kata abi ketika mi memilih mana buah-buahan yang harus mi beli untuk kalian. Kata abi, mudah sekali untuk memilih buah-buahan yang memang pantas untuk kita beli, yaitu buah lokal. Buah lokal aman dan segar, sudah titik.

Lah, bagaimana mengetahui buah tersebut lokal atau tidaknya? masa iya harus membeli di petaninya langsung? hehee...asyik juga kalau membelinya langsung kepada petani, bisa murah dan dipastikan aman dari formalin.

Nah, itu jawabannya kata abi. Tanpa formalin, bisa dilihat mana yang buah lokal mana yang buah bukan lokal alias? buah yang harus diberikan pengawet agar buah tersebut tetap segar sepanjang hari, bisa berminggu-minggu bahkan.

What? Lihat saja, buah-buahan lokal akan membusuk pada hari sebelum satu minggu, sedangkan buah yang terlihat sangat mulus, akan terjaja berhari-hari bahkan satu minggu lebih, namun tanpa ada pembusukan, jadi? mau pilih yang mana?

Pemerintah Mendukung Buah Lokal, Kenapa Kita Tidak?

Menteri Perdagangan, Bapak Rahmat Gobel, menghimbau kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan di daerah sentra penghasil buah untuk menyosialisasikan nama desa produsen sebagai branding untuk buah lokal. (Tempo, 2015)

Nah, jika terobosan tersebut dijalankan oleh para produsen buah lokal, tentunya, mi dan para ibu lainnya akan memilih produk buah lokal dengan mudah. Misalnya;
  1. Pepaya California, padahal produsen di Indonesia, ada di desa Lumajang,
  2. Durian Mon Thong, padahal penghasilnya ada di Bali, di desa Singaraja
Jika menurut hemat pikir ala emak-emak yang tersugesti untuk selalu irit, bisa dikatakan, lebih baik para produsen membeli buah lokal, yang sehat, segar dari produk lokal karena harnganya bisa dibilang tidak begitu mahal.

Jika kesannya mahal, mungkin karena mi membeli buah lokal dengan kualitas terpercaya, ama bebas dari bahan pengawet dan hasil dari keringat para petani lokal. Jika membeli buah dengan harga murah sekali, juga boleh dipertanyakan, buahnya sudah berapa lama, telah dipetik dari pohonnya, sudah berapa kilo menempuh perjalanan dari tempat dipetiknya, dikemas dan didistribusikan ke konsumen.

Semangat Bapak Menteri, untuk membuat terobosan, dengan melarang buah lokal menggunakan nama asing, kan lebih baik cinta nama dalam negeri, jadi daerah asal buah lokal tersebut, dapat dikenal seantero dunia.

Mencintai Anak, Memberi Buah Lokal

Mi, sebagai seorang ibu, rasanya miris sekali ya, memberikan anak-anak buah-buahan yang tidak bebas pengawet, meskipun kesannya bersih, tanpa busuk dan mulus. Nah, padahal buah seperti itulah yang menjadikan tanda tanya.

Yok, para moms, untuk mencintai anak-anak kita, sebaiknya belilah buah lokal yang kadang ada busuk sedikit atau gigitan serangga. Coba bayangkan, jika menggunakan peptisida, apakah serangga mau menggigit buah tersebut? jawabannya, terserah kepedulian para moms terhadap anggota keluarga. 

Beberapa hari yang lalu, mi membelikan Faiz jambu biji atau guava crystal atau psidium guajava atau jambu klutuk yang berasal dari negara Brasil dan disebarkan ke Indoensia melalui Thailand. Mi sangat menyukai buah jambu biji ini, karena manfaatnya banyak sekali;

  1. Rendah akan kalori dan lemak, mengandung vitamin penting, mineral dan senyawa anti oksidan poli fenolik dan flavonoid, berperan dalam pencegahan kanker, anti penuan dan daya tahan tubuh.
  2. Kaya akan serat larut dan baik untuk memperlancar pencernaan,
  3. Sumber anti oksidan dan sumber vitamin C, kulit luarnya lebih banyak mengandung vitamin C daripada bagian tengahnya.
  4. Mengandung vitamin B 3 dan B 6, B3 (dikenal sebagai niasin berfungsi merangsang fungsi otak dan meningkatkan aliran darah) B 6 (dikenal sebagai pyridoxine, nutrisi penting untuk otak dan syaraf)
  5. Mengandung B kompleks
Mengkonsumsi guava crystal memberikan tubuh kesegaran, buah dengan daging putih yang lembut serta rasa gurih di kulitnya, cocok disantap sepanjang hari, baik pagi, siang maupun malam hari. Kalau mi, suka menyantapnya malam hari, dingin di perut dan tidur juga nyenyak.

Mi dan Faiz mengkonsumsi guava crystal seperti ini;
  1. Dicuci menggunakan air matang, kalau air kran, takut malah ada bakterinya,
  2. Dipotong seperti memotong kue bolu panggang
  3. Diletakkan di piring
  4. Lalu disantap bersama, kresss, kali ini mi, beli yang no seed.
  5. Nikmat, hening dan tertawa lagi. 

Kali ini, mi membeli guava crystal dari sunpride, setelah mi baca-ba di website sunpride, menunjukan bahwa guava crystal memiliki sertifikasi. Sunpride secara berkala mengujicobakan produknya ke badan legal yang berperan menjamin mutu melalui pengujian dan kalibrasi yang bernama Sucofindo.

Nah, guava crystal mendapatkan sertifikasi "Bebas residu peptisida dan tanpa  formalin" untuk kulit dan daging buah. Jadi, bisa langsung dikonsumsi, nich...tanpa mengupas kulitnya. Aach, leganya, berarti benar cara mi mengkonsumsi guava crystal bersama Faiz.


Mengapa Mencintai Buah Lokal?

Dari semua yang telah diceritakan di atas, mengapa mi dan bi lebih menyukai buah lokal Indonesia? karena beberapa hal di bawah ini,
  1. Buah lokal mudah didapatkan,
  2. Buah lokal bebas peptisida dosis tinggi dan formalin
  3. Buah lokal musiman sepanjang musim berganti-ganti
  4. Buah lokal minim packing yang panjang
  5. Buah lokal diakui oleh pemerintah dan akan diupayakan menggunakan branding desa penghasil buah lokal tersebut
  6. Buah lokal milik petani Indoensia, mendukung desa penghasil buah lokal untuk dikenal di dunia.
  7. Buah lokal memiliki kualitas yang bagus, mudah diketahui jika memang sudah tidak layak dikonsumsi
Jadi, setelah buah durian yang diborong sewaktu tahun baru, buah-buahan musiman akan segera diketahui lagi. Bulan Februari-April akan ada buah rambutan yang merupakan buah lokal, terjaja di pinggir-pinggir jalan.

Jika, ingin mengkonsumsi buah-buahan lokal di luar musim buahnya, moms bisa melihat-lihat buah-buahan lokal, rekomendasi dari sunpride, yang merupakan produsen dan distributor buah di Indonesia yang sangat baik dalam menjaga kualitas buah-buah Nusantara.


32 comments:

  1. aku juga cinta buah lokal mak. guava crystal nya bikin ngileer

    ReplyDelete
  2. enak bingiiitttt ini jambu kristaall.. tapi kata langganan depot buah di jogja lagi kosong minggu ini,, katanya mau naik harganya, hihihihihi... mak astin maaf malah numpang nginfo harga ^_^ setujuu buah dalam negriiiii...

    ReplyDelete
  3. Ya ampuuun jambu kristalnya seger-seger banget Mak. Aku belum pernah nih beli jambu kalau ke supermarket, tapi abis baca postingannya, jadi pengen coba beli.

    ReplyDelete
  4. waa asyik banget makan jambu yg ga ada bijinya... cari ah :)

    ReplyDelete
  5. Buah naga merah lokal juga rasanya lebih manis ketimbang yg impor.
    Baru tau Kalo Pepaya California itu produk lokal. Selama hamil tiap Hari makan Pepaya itu, he he

    ReplyDelete
  6. Aku doyan banget buah, Mak. Baca ini jadi banyak info terkait keunggulan buah lokal. memang sudah saatnya buah lokal kita jadi primadona di negeri sendiri ya... ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya jangan gengsi beli buah lokal, lebih sehat, aman dan segar

      Delete
  7. seger banget ya guava crystalnya...Alhamdulillah keluarga kami suka makan buah mba. Terasa banget badan jadi lebih sehat..Keistimewaan buah lokal itu menurut saya lebih segar rasanya..

    ReplyDelete
  8. dilemanya harga buah ya, padahal bagus banget manfaatnya

    ReplyDelete
  9. Sip...setuju Mak, yang jelas buah lokal lebih seger. liat fotonya jadi ngilerrrr.

    ReplyDelete
  10. Vania jg suka buah2an lokal alhamdulillah.. malah guava merah, pisang kepok, jambu air dan mangga dari kebun sendiri, alhamdulillah.. ^_^

    ReplyDelete
  11. Buah lokal proses pengirimannya kan cepat ya Mak, jadi lebih segar gitu :)

    ReplyDelete
  12. guava ada yg no seed? saya baru tahu... mau beli ah... :)

    ReplyDelete
  13. Duh enaknyaaaa...aku juga suka bangeut jambu itu, sayangnya di sini susah hiks...salam kenal ya mak :)

    ReplyDelete
  14. alasan2 diatas juga membuat saya cinta buah lokal...

    ReplyDelete
  15. beberapa buah lebih fresh di indo sih, makin suka ajalah

    ReplyDelete
  16. Karena yang lokal, itu lebih asiiikk :p
    Kita emang harus sering2 nih mbak promoiin tentang produk lokal, dengan artikel yang membuat pencerahan :D (y)

    ReplyDelete
  17. Jujur suka banget sama buah, eh ngeliat pos tentang buah malem-malem begini jadi kepingin pula saya mbak XD

    ReplyDelete
  18. setuju banget saya mah, sekarang banyak banget masuk buah impor, harusnya pemerintah bisa ngendaliin laju impor, bagusan buah lokal kok

    ReplyDelete
  19. aku suka jambu dijus, soalnya kalau tak mam gitu kadang gigiku ga kuat mba As, kwwkkwkw

    ReplyDelete
  20. beberapa buah lebih fresh di indo sih, makin suka ajalah, pulsa gratis 3

    ReplyDelete

Haaai, Terima Kasih ya sudah mengunjungi Buku Harian Anak-Anak


Yuk jejakkan komentar, supaya saya juga dapat berkunjung balik. Terima kasih ^-^