[Parenting] : Game Anak-Anak
Game atau permainan memang sangat
digemari oleh anak-anak. Saat anak-anak mendengar kata game, duh senangnya
bukan main ya. jangankan anak-anak yang sudah berusia sekolah. Anak balita yang
berusia 2 tahunan, saat diberikan satu kata yaitu game, pasti bakalan happy dan
langsung duduk anteng, menunggu orang tuanya memberikan gadget yang diyakini
sebagai sumber datangnya game.
Membuat lilin mainan sendiri, untuk menstimulasi kecerdasan kinestetik anak |
Sama halnya dengan anak saya moms,
Zhafira juga senang sekali kepada game, apapun game itu asal membuat dia tenang
dan seru, dia bakalan lonjak kegirangan. Game atau permainan apa sich moms yang
cocok untuk anak-anak? lalu, apakah game itu harus berasal dari gadget ataupun
perangkat elektronik lainnya? Karena saya pernah membaca beberapa media
parenting yang tidak memperbolehkan orang tua memberikan gadget untuk anak di
bawah 2 tahun. Apabila anak diberikan gadgetpun harus ada waktu minimal
penggunaan gadget untuk anak-anak juga, kan.
Awalnya saya memang memberikan
gadget untuk mengenalkan game anak-anak kepada Zhafira. Ada satu tablet khusus
yang sudah diprotect supaya tidak dapat keluar dari game anak-anak tersebut.
Game anak-anak yang saya kenalkan, baru sebatas mainan musik, mainan menggambar
di pasir, ada puzzel, ada permainan seperti layaknya pasar malam. Anak dapat
memainkan komedi putar dan melihat bagaimana satu benda bulat dapat berputar
dan mengeluarkan musik. Ada beberapa pendapat juga yang mengatakan, bahwa
mengenalkan game kepada anak juga dapat meningkatkan kecerdasan anak karena, dengan bermain game, otak anak-anak dapat
terstimulasi untuk bergerak dan berpikir seperti yang dilihatnya dari game
tersebut.
Sampai pada suatu hari, saya, suami
dan anak-anak sedang berada di sebuah perjalanan. Saya memulai topik dengan
membicarakan, betapa seru dan bahagianya setelah bermain seharian di sebuah
taman, setelah itu mampir ke perpustakaan untuk membaca buku dan menutup
liburan dengan makan bersama tanpa adanya gadget. Anak-anak menimpali juga
dengan mengatakan, bahwa tanpa gadgetpun mereka dapat tertawa riang, dapat
menggerakkan tanggan, kaki dan saling bercanda antara kakak dan adik, antara
orang tua dan anak-anak. Anak-anak juga mengatakan bisa mengeluarkan keringat
dan berkenalan dengan teman baru. Anak-anak juga mengetahui permainan-permainan
anak yang belum diketahuinya dari temannya.
Jadi, hampir 6 bulan gadget
anak-anak saya simpan dan akan mengeluarkan pada saatnya nanti. Anak-anak
setuju, apalagi ada banyak mainan yang nyata di rumah. Anak-anak juga sedang
seru-serunya bermain bersama temannya. Kakaknya Zhafira juga sedang
senang-senangnya memainkan game nyata yang melatih ketangkasan dan kecerdasan
otak anak. Duh, saya semakin bahagia melihat Zhafira mau menyentuh mainan
masak-masakan dan saya juga turut serta duduk di sebelahnya, memainkan game
memasak. Game memasak ini adakan ya, di dalam aplikasi virtual, nah saatnya
saya dan Zhafira memainkan game memasak secara nyata menggunakan mainan
masak-masakan yang sudah dibelikan. Saya dan anak-anak dapat saling menatap,
saling mendengar suara, kakak menulis menu yang diminta oleh Zhafira. Kemudian
saya yang bertugas memasak dengan dibantu Zhafira yang mengambilkan
barang-barang yang saya sebutkan.
Diam-diam, permainan memasak seperti
yang saya contohkan tadi juga merupakan stimulasi kecerdasan anak. Kakak yang
sudah berada di kelas 2 MI, belajar bagaimana menulis menu yang diinginkan
adiknya dengan benar. Zhafira juga mengambilkan benda yang saya minta. Selain
anak-anak mendapatkan stimulasi kecerdasan otak, akan terjadi ikatan yang kuat
saat orang tua dan anak-anak bermain bersama. Oh iya, saat bermain game
mengunakan gadget, saya melihat anak-anak mudah sekali tersulut emosinya.
Dengan bermain game masak-masakan seperti contoh di atas, masih ada emosi-emosi
sedikit, misalnya saling berebut peran atau berebut mainan. Hal itu wajar kan
ya, moms. Saatnya nich saya sebagai orang tua yang memberikan penjelasan dan
harus paham benar bagaimana cara
mengendalikan emosi dan cara mengontrol
emosi anak-anak.
Selain game masak-masakan seperti
yang saya dan anak perempuan saya mainkan, tentu ada banyak sekali game yang
memberikan stimulasi kecerdasan otak. Moms dan anak-anak dapat membuatnya
sedniri di rumah sesuai dengan keinginan anak-anak. Moms juga dapat berbincang
dengan anak-anak, game apa yang sebaiknya di mainkan di hari ini. Moms juga
dapat membuatkan game sendiri dari tangan moms. Ada banyak contohnya loh moms,
game edukatif yang dibuat sendiri oleh orang tua. Seperti permainan
masak-masakan tadi, Zhafira juga dapat memainkannya bersama teman-temannya.
Nah, bekal dari saya untuknya adalah membekali dengan mengasah dan mentsimulasi
kecerdasan sosialnya. Bagaimana Zhafira mampu memahami lingkungannya, supaya
dapat bermain bersamanya. Bagaimana dia mampu mengetahui ekspresi dari
teman-temannya. Bagaimana dia berani berbagi peran, mainan dengan
teman-temannya tanpa ada tekanan emosi, tanpa adanya saling berebut. Semua itu
akan memperlihatkan apakah anak perempuan saya ini memiliki tanggap yang
lengkap di lingkungannya.
Selain stimulasi yang saya berikan,
saya tetap memberikan Zhafira nutrisi untuk membantu kecerdasan otak anak. Yup, saya memberikan nutrisi lengkap mulai dari menu
makanan dengan gizi seimbang, camilan yang kadang saya buatkan sendiri dari
dapur saya dan segelas susu Bebelac yang mengandung minyak ikan dan Omega 6
yang lebih tinggi, dibandingkan dengan formula Bebelac sebelumnya. Mengandung
FOS : GOS 1:9 yang dipatenkan serta 13 vitamin dan 9 mineral. Omega 3 dan 6
penting sebagai nutrisi otak.
Memiliki anak dengan kecerdsaan
otaknya saja tidak cukup ya moms, saya berharap anak-anak saya memiliki tubuh
yang sehat dan otak yang cerdas. Semua itu tentu tidak didapatkan secara instant,
ada banyak perjuangan yang harus dilalui oleh saya dalam memberikan stimulasi
dan nutrisi untuk anak-anak. Ada banyak drama saat memberikan stimulasi dan ada
banyak tantangan saat saya ingin memberikan nutrisi otak yang tepat untuk anak-anak. Namun semua itu, akan
terganti saat melihat senyum dan tumbuh kembang anak-anak yang sesuai dengan
tahapan usianya. Yuk, kita bantu anak-anak kita tumbuh menjadi anak hebat dengan tanggap yang
lengkap.
Sebagai seorang ibu senang banget ya mom kalau bisa memberikan makanan gizi seimbang ditambah nutrisi yang lengkap untuk tumbuh kembang lengkap anak2 kita menjadi anak yang pintar
ReplyDeleteIya memang kecerdasan anak tidak bisa didapat secara instan..Ibu harus sabar mendampingi prosesnya ya.
ReplyDeleteanak perempuanku juga senang membuat sendiri playdough dan slime. Sampai-sampai di rumah itu yang namanya terigu dan bedak bayi itu cepat sekali habisnya dibuat untuk mainan... sebagai ibu, aku ya senang ya sedikit kesal hihihi, tapi biarlah, bermanfaat juga untuk tumbuh kembangnya dia...
ReplyDeletewah hebat nih bisa 6 bln tanpa gadget.. saya jg masih berjuang nih biar anak ga terlalu seing gadgetnya, kitanya harus meluangkan waktu dg anak2 tentunya
ReplyDeleteSaya termasuk yang gak kasi anak gadget kecuali kepaksa banget atau saya awasin :D
ReplyDeleteSebenarnya ada nilai positif gadget sih kyk buat belajar bahasa gtu2, cuma emang tetep kudu diawasin.
kalimat terakhirnya sepakat mbak Asti, cerdas intelektual saja tidak cukup, harus memiliki kecerdasan yang lengkap baru bisa disebut cerdas. TFS mbak
ReplyDeleteEmang sih memberikan gadget pada anak itu bikin anak tenang dan ibu bisa melakukan banyak hal, namun itu tidak baik untuk perkembangan otak dan motorik si kecil. Turut bangga pada ibu yang bisa menjauhkan gadget dari si kecil
ReplyDeleteKeren banget, Mbak, bisa mencegah anak terpapar dari gadget, sementara di luar sana banyak ortu yang menjadikan gadget sebagai teman anaknya biar anak tak rewel. Padahal gadget yang berlebihan dimainkan anak ternyata punya efek kurang bagus ya dan bisa mengganggu tumbuh kembangnya
ReplyDeleteiya ya anak tuh paling semangat main game. Mau rapikan mainan ya diajak sambil balapan. Kalau gini langsung deh semangat beresin mainan.
ReplyDelete